Namamu memang tak tersimpan dalam kbbi. Tapi bukan berarti
tak tersimpan di hati. Ahh... damn bawah sadarku terlalu fasih mengeja namamu,
bahkan ketika dia aku suruh membuat sketsamu. Setiap malam peranmu hadir dalam
setiap episode bunga tidurku adalah keniscayaan.
Kutanya pada hati, adakah kau lelah menyimpan perasaan ini
terlalu lama ? dia berikan sebuah jawaban, entah solusi atau alibi masa bodoh
kau mau menafsirkan; saat ini bukan waktunya kita untuk erat.
Aku sanggup membuat artikel dan bahkan skripsi setebal
seribu halaman hanya untuk mendeskripsikan ragamu, itupun mampu secara
eksplisit. Meski aku tak mengenal detail mengenaimu bukan menjadi alasan aku
tidak tertarik padamu. Masih banyak tabir tentangmu yang harus aku singkap,
tentangmu, tentangmu, tentangmu, tantanganku.
Kau berbeda ! anti mainstream ! dan bahkan ketika satu saat
edison menciptakan mesin pendeteksi keseragaman, kau tetap aman. Selayaknya
hukum ekonomi tentang suplay and demand. Kau berada di puncak demand para adam
sekarang. Khususnya adam yang waras.
Siput lambat, kura-kura lambat, seperti itu ketika saat
bersamamu. Jujur aku ingin lama lebih lama ! serius. Chita cepat hanya ingin
aku terapkan untuk kita menuju pelaminan. Aku sama khawatirnya dengan merpati
yang kehilangan sayap, saat mengibaratkan kau terjatuh pada adam yang lain.
Sudah pasti aku suruh kobra memuntahkan seluruh bisa-nya untuk menghabisi.
Begitu waktu kupersilahkan untuk berjalan apa adanya, hanya
saja tak ku biarkan takdir menutup panggung kita bersama. Aku mengerti rasanya
sendiri dalam sahara meski sejatinya mampu-ku untuk terbang. Namun, saat ini
bukan waktunya kita untuk erat. Aku menunggu...
No comments:
Write comments