Saturday, 3 September 2016

Perlu Dibaca : Kegalauan Orientasi Mahasiswa Saat Ini

Tulisan ini saya buat berdasarkan pembacaan pribadi mengenai kultur yang sendang tumbuh subur di kehidupan mahasiswa. Perbedaan kultur orientasi telah lama mengakar pada identitas individu setiap mahasiswa. Tak sedikit dari mereka membenarkan prinsip yang mereka jalani. Diantara orientasi yang menjamur di kehidupan kampus, mampulah kita membagi menjadi dua poros dominan yaitu akademik oriented dan organisasi oriented. Bukan berarti semua mahasiswa tergabung dalam salah satu corak tersebut, orientasi lain juga kerap membentuk formasi sosial (abstrak/ hal umum) dalam kehidupan kampus. Dalam tulisan ini saya hanya akan membahas secara dalam ke dua orientasi dominan yang telah tersebutkan.

Dewasa ini beberapa kawan yang berorientasi kepada eksistensi organisasi, sering mengeluhkan beberapa pokok permasalahan dalam membangun tujuan organisasi. Teruntuk topik generasi penerus (kader) menjadi momok yang tak pernah selesai untuk dibahas. Faktor internal dari dalam keorganisasian (pengurus dan anggota) seakan menjadi titik permasalahan. Entah niat analisa yang dilakukan seperti itu (melihat satu faktor) atau memang tidak menyadari faktor eksternal yang mulai meng-intervensi secara rapi.

Sudah terlalu banyak perdebatan yang seakan mewakili suara dari pihak anggota dan pengurus organisasi. Di satu sisi anggota mempertanyakan lemahnya eksistensi organisasi dimotori oleh pihak pengurus, begitupun sebaliknya pengurus merasa semua hal yang menjadi tanggung jawab telah di konversikan menjadi fasilitas untuk anggota. Hal ini seakan menjadi kontradiksi tak berujung. Seperti halnya logika telur-ayam. Mana yang didahulukan ?

Topik semacam ini memang sangat cocok untuk bahan diskusi bagi orang orang yang aktif dalam organisasi, tapi akankah sama jadinya apabila diskusi tersebut seasik dengan solusi yang dihasilkan.

Bergeser dari faktor internal, mahasiswa tidak menyadari bahwa kebijkan kebijakan yang mulai diterapkan juga turut memberi dampak pada corak orientasi mahasiswa sekarang. Sebut saja kebijakan UKT yang menekan biaya pendidikan disamaratakan setiap semesternya. Hal ini tentunya akan banyak merubah orientasi mahasiswa khususnya yang memang ikut terlibat dalam pergerakan organisasi. UKT secara perlahan merubah mindset ketertarikan mahasiswa untuk fokus terhadap jenjang kuliah yang cepat. Logikanya adalah semakin lama menempuh karir di bangku kuliah maka biaya yang dikeluarkan akan semakin mahal. Berbeda dengan mahasiswa yang tidak merasakan dampak langsung UKT, secara biaya yang harus dibayar pun akan mengalami penurunan nominal ketika memasuki semester berikutnya. Ada atau tidaknya tekanan (biaya) sangat signifikan merubah pola pikir mahasiswa.  

    Choose :
  • OR
  • To comment
1 comment:
Write comments
  1. Betul gan, Kuliah mahal musti cepet lulus tapi bingung juga kalo sekedar lulus

    ReplyDelete