Dari getir darah yang menetes
Dari peluh yang tiap waktu kian mengeruh
Tercampur debu jalan tanah
Atau rambut yang terus memerah terbakar matahari
Aku bersaksi masih cinta kau saat ini
Postingan Tiap Kamis Malam
April
Entah di tanggal berapa kau tanggalkan kesan seakan
Yang lalu tak bisa berlalu yang datang tak kunjung datang
Masih di April
Tiap pagi kuhabiskan beberapa kersen yang sempat kau petikkan
Sedikit kucampur madu, biar terasa pahit
Penghujung
Kusisakan satu, untuk kutanam
Di samping balkon yang sengaja tak pernah tertutup
Berharap kau datang lagi, memetikkan dari seberang sana