Dalam satu malam Dia bercerita
Kisah Diantara para pengelana
Dia ada Diantaranya, berjalan terus mencari
Tiga puluh tujuh kilometer dari barat laut Dia berada
Berteduh Diantara geung gedung tua
Dia menggali ilmu, menghirup pengetahuan dan menorehkan perjalanan
Di masa awal Dia bernafas
Mulanya tak ada yang Dia tau
Hingga suatu siang, anak perantauan datang
Dia tau siapa,
Ia yang selalu menyebarkan doktrin spesial
Bukan racun yang dikira,
Bukan pula problema yang kau berikan
Kebahagiaan dalam setiap senyumnya
Di balik jeruji pembodohan ini
Akaknkah Ia bertahan seperti yang Dia harapkan
Berjuta juta detik Dia lewatkan di bumi perantauan
Beribu masalah Dia berikan
Tak seharusnya mereka yang ada disini
Bukan mencari kebenaran
Bukan mencari ketaatan
Mereka hanyalah gerombolan cecunguk yang mengatasnamakan kesetiakawanan
Seharusnya kah Dia dan Ia bersama?
Membaur juga dalam ke-egoisan
Ini pagi yang kesepuluh
Dia terbangaun dengan harap seorang dimimpinya nyata adanya
Dia rasa wanita yang paling spesial, bahkan istimewa
Dalam bunga tidurnya
Wanita selalu tersenyum, selalu terawa
Dalam balutan kerudung jambon
Selalu dan selau ada penyakit saat Dia lemah
Berlari saja tak cukup untuk menghadapinya
Tak juga cukup bila mengobatinya
Ada kalanya satu masalah kekal menjadi masalah
Disaat itu Dia berdiri Diantara dua tikungan
Dengan melihat keadaan Dia rasa kiri lebih baik
Kanan terlalu sempit dan belum ada perbaikan
Namun Dia salah
Satu langkah kekiri nya melahirkan penyakit baru
luput dari pandangan
virus berhamburan di sepanjang jalan kiri
wajar bila Dia jatuh cinta
Dia melihatnya layaknya sempurna
baginya bodoh bila tak jatuh cinta
iya kau wanita baik
mungkn karna Dia memang bodoh
atau karna Dia terlalu hina
hingga akhirnya tetesan air mata mengantarnya dalam kesendirian
dalam siang lagi
Dia tersadar
perjalanannya masih jauh
pundaknya masih berat memikul tanggung jawab
mereka yang di barat laut tetap berjuang
jangan harapkan kau tersesat dalam kesedihan
ya jalannya masih panjang
Sangat panjang
No comments:
Write comments