Wednesday, 22 February 2012

di alun alun tempat kita bernanung


  Untuk pertama kalinya dalam 3 bulan terakhir, mereka kembali ngobrol dalam satu tempat duduk. Ipung masih senyum kucing mengingat apa yang terjadi pagi ini, seakan masih tak percaya dapat bertemu orang yang pernah ia puja, dulu. Hatinya berdebaaar kencang-debar hatinya ga mau kalah sama detak jantung yang super kencang.
Keringat anget hasil olahraga paginya [dikejar banci] hilang seketika saat bersama nanda, seakan angin sepoi tak tega melihat pertemuan manis ini berantakan.
“eh nanda udah lama ya?” tanya ipung singkat
“nggak koq ka, baru aja ayah pergi ka ipung dateng” seraya jemari nanda yang lucu menunjuk arak perginya sepeda motor ayahnya.
“owh gitu,,,, ohya gimana keadaanya? Lama banget gada kabar?” celoteh ipung, ia tau pertanyaan ini perlu ia ajukan mengingat betapa besar rindu rindu di setiap syaraf hatinya.
“alhamdulillah baik ka, cuman tadi sebenarnya agak pusing.. tapi ya berhubung nanda udah janji sama ka ipung jadi ga enak ngebatalin” 
nanda masih ada rasa kayaknya sama si gondrong satu ini.
“ya elah de, kalo lagi sakit mah jangan di paksain.. ntar malah ujung ujungnya tambah parah loh !” jawaban ipung seakan menyimpan sesatu,,, wkwkw  [syahrini kalee]
Suasana siang alun alun saat itu sangat nyaman, sinar matahari sedikit terhalang dengan hadirnya awan putih bersih yang seakan juga turut menanti momen ini. Pohon beringin tua yang menjadi tempat berteduh ipung dan nanda pun tak sedikitpun terlihat lelah mengingat umurnya yang konon sudah mencapai seribu tahun.  Tepat Di bawahnya ada bangku taman yang sengaja pengetik hadirkan untuk mempermudah cerita [gaje]. Lanjut....
“ohya ada perlu apa nanda sama ka ipung?” suara ipung lebih merdu untuk ukuran seorang vokalis band rock punk.
“gini ka, sekolah nanda mau ngadain pentas seni gitu” jawab nanda “ kebetulan nanda yang jadi panitianya”
“truss ?”
“ya, nanda punya usulan kan, mau ngundang bandnya ka ipung yang kebetulan juga masih alumni sekolah” jelas nanda sembari menghadirkan senyum cinderella
“truss ?”
“ya ka ipung mau ga ? eventnya lumayan gede sih.. “
“truss ?”
“terus, terus , terus,,, bakat banget ka jadi tukang parkir ?”
“truss ?”
“ih, ko terus terus sih !” nanda mulai inisiatif dengan cubitan mautnya.
“truss “ untuk kesekian kalinya ipung berkata demikian. Yang otomatis membuatnya mendapat cubitan ekstra pedih dari nanda
“AAAAAAAwwwwww....!” jeritan ipung menggemparkan seluruh penghuni alun alun yang saat itu sedang memancing belut [apaa ??]
“nanda ! koq nyubit sih ? ka ipung kan lagi bantuin orang buat parkir mobil...” jelas ipung sedikit dongkol.
“lho beneran toh jadi tukang parkir ??” nanda bingung gak percaya.
***
Di tempat lain akhi yang sedang menemani pacanya [sebut resti] belanja di sebuah pasar yang cukup terkenal dan ramai namun agak sedikit becek yaitu “pasar wage” tiba tiba teringat ipung.
“ini koq tiba tiba aku inget si ipung ya ?” akhi membatin dalam hatinya. “udah lama banget ga ngeband bareng, si jayeng juga”.
“ayang...!!!”
“eh.. iya iya” suara resti mengacaukan khayalan akhi dengan superia [ini nama band]. Sungguh khayalan indah harus hancur oleh monster satu ini.
“ayang koq bengong sihh ? lagi mikirin selingkuhan yah !
“eee.. enggak koq..!”
“truss mikirin siapa ? jujur !”
”ini ay, aku kepikiran sama superia.. kangen ga nge Band lagi... hehe” jawab akhi ragu dan sedikit ngeri dengan reaksi pacarnya ini.
“ga usah mikirin band lagi ! kalo kamu sayang sama aku, udag ga usah sebut sebut yang namanya ngeBand lagi ! titik !”
“tapi ay......”
“udah diem ! bawa aja tuh belanjaan ! masih banyak barang yang belum di beli “
Akhi menunduk lemas gairah hidupnya hilang setelah berbacaran dengan resti. Entah kenapa ia bisa jatuh cinta dan mau dengan cewe kriting ini. Masa masa mudanya seakan terbuang percuma, hari harinya habis sebagai pemeran pembantu dalam alur biadab resti. Sungguh nista perjalanan akhi, disisi lain resti adalah satu satunya cewe yang mau pacaran dengan akhi, mungkin itu sebabnya akhi enggan melawan resti.
Akhi adalah seorang pembetot bass dalam band yang di namai superia. Ia lahir dari keluarga kecukupan, cukup buat beli mobil, motor, rumah. Namun pribadinya yang agak pemalu membuatnya jauh dari kata cewe, walaupun sengat jelas banyak wanita yang ingin mendapatkan hatinya. Mulai dari khotimah : janda kaya di kampung lor, meylin : perawan cina tua yang gak mau nikah sebelum ngedapetin akhi, hingga sugeng : penjual alat alat musik, sekaligus pemilik “toko sixstring”. Di superia, akhi adalah yang paling tua – meskipun dalam sekolah mereka bertiga satu angkatan. Dengan posisinya sebagai oldman, bukanya sebagai pemimpin, dia selalu menjadi suruhan saat bandnya ingin mendapat ijin manggung, mulai dari pengurusan pendaftaran, acara teknikal miting, hingga belanja kebutuhan keseharian superia. Dan menyingkirkan dari faktor itu akhi adalah pemain bass berbakat, dengan segudang prestasi yang diraih bersama superia, dia pernah menyabet gelar best bassis dalam event tahunan di kota buletayu. Saat itu dai memainkan lagu castaway-nya greenDay namun saat solo bass ia banyak melakukan improvisasi jempolan, mulai dari tapping, slap and pop, hingga aksi jungkir balik. Sungguh kenangan yang indah saat itu.
***
Kembali lagi ke pemeran utama, ipung. Obrolan ipung dengan nanda sudah mulai akrab lagi, sang vokalis beersedia manggung [lagi] di bekas SMAnya dulu. Ipung lupa dengan keadaan bandnya saat ini pikiranya sudah dibuatkan oleh gadis manis yang duduk di sebelahnya, entah jayeng mapun akhi bersedia atau tidak kembali menyalurkan kreatifitas mereka dalam sebuah format Band, SUPERIA !
“ka, udah ya itu aja, nanda mau pamit dulu...” kata nanda, dalam hatinya ingin si ipung menahanya untuk pergi dan mengajaknya untuk jalan. Hmmm, dasar cewe...
“owh... itu aja ? ya udah “ jawab ipung bego, saat itu juga nanda merasa kecewa dalam hatinya berkata “yaah, koq cuman itu aja sih ka?”
Dan untuk kesekian kalinya ipung menunjukan ilmu yang ia kuasai “dialog antar hati antar propinsi”.
“emang nanda masih mau bareng sama ka ipung?” hati ipung menjawab
“ia ka..”  nanda membatin, dan kembali melanjutkan dialog aneh ini, yang hanya bisa dilakukan oleh orang aneh.
Sudah sudah kembali lagi ke dialog normal !
“eh, nanda laper nggak ? sebelum balik, kita makan dulu yuk ?”
“laper sih, ayuh deh makan...”
Tanpa harus di paksa nanda mengiyakan tawaran ipung. Kemudian mereka beranjak dari bangku taman yang telah 3 jam mereka duduki. Di cerahnnya siang itu mereka berjalan menelusuri  sepanjang trotoar kota, merasakan semilirnya angin yang membasauh setiap pori pori kulit seakan berjalan di atas awan putih dengan balutan hangat mentari sebagai butiran semangat yang tak habis. Setelah beberapa ruko terlewati, tibalah mereka pada sebuah rumah makan nan indah dan asri, penuh dengan bunga mawar di setiap pagar pagar yang menghalangi polusi hadir didalamnya. Tembok yang mozaik antik mengsiasi setiap dinding bagian luar, menyampaikan pesan seakan rumah makan ini hanya untuk orang berduit dan berani [berani pake duit].
Ipung melangkah masuk dan memimpin nanda yang mengikuti dari depan. Dalam ruangan itu, masih dihiasi mozaik antik, yang bahkan lebih menarik dibanding yang di luar. Di setiap sudut terdapat guci antik bermotif robot modern. Bufet bufet besar  berjejer rapi dengan menunjukan koleksi gelas kristas sebagai pajangan. Si pemilik toko yang ternyata cukup putih, jenggotnya putih, rambutnya putih, bahkan pakaina yang ia kenakan hitam, datang menyambut ke dua mantan sejoli ini.
“silahkan lihat lihat dulu, di sini tempatnya barang barang keramik dan kristal terlengkap...” kata si pemilik toko dengan nada yang fales.
“toko keramik ?” ipung bingung. Nanda menatapnya dengan heran.
“maap pak, kita salah toko...
Banyak hal lucu terjadi saat ipung berkelana dalam kisahnya, terutama saat bersama nanda –yang juga sama nylenehya- mulai dari hal sekecil tadi, saat salah toko hingga dikira pasangan mesum saat mereka piknik bersama di baturaden.
Tak terasa saat mereka bersama sangat cepat, dengan tertunjuknya angka 4 oleh jarum pendek pada jam tangan nanda, maka tertunjuk pula pertemuan mereka pada perpisahan. Bukan perpisahan yang terlarut dalam sedih, mereka berpisah dengan hati ceria, nanda telah merampungkan tugasnya untuk merekrtut si sinting pada acaranya nanti, dan si sinting merasa kangenya yang cukup besar telah terbayar lunas. Sore yang indah untuk sekedar dinikmati mereka berdua.

    Choose :
  • OR
  • To comment
No comments:
Write comments